Wednesday, March 16, 2011

Prioritas Cinta

Menurut lndrawan WS dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cinta itu adalah perasaan ingin dimiliki dan memiliki atau rasa rindu yang teramat dalam. Dalam Bahasa arab disebut Hubb atau Mahabbak.

Jadi pantas, jika seseorang jatuh cinta terhadap sesuatu maka ia pun rela berkorban dan berjuang untuk menggapainya. Namun cinta yang paling diprioritaskan adalah mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya Kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya diwujudkan dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan yang tidak “neko-neko”.

Dalam hadits Qudsi Allah SWT berfirman: “Mereka yang berteman satu sama lainnya karena Aku, berhak memperoleh cinta-Ku, dan mereka yang saling membantu antara sesamanya karena Aku berhak memperoleh cinta-Ku. Dan tiadalah seorang meslimin laki-laki atau wanita berserah diri karena Allah atas kematian tiga orang dari anak kandungnya yang belum dewasa, pasti Allah memasukannya ke dalam surga yang dilimpahi karunia rahmat-Nya” (HR.Thabrani).

Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya adalah paling mulia ketimbang yang lain, tetapi bukan berarti tidak bdeh mencintai sesuatu (selain Allah SWT). Sebab manusia ingin memiliki sesuatu dengan rasa cinta. Firman Allah SWT:
“Katakanlah: ‘Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan (dari) berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik” (QS.At Taubah: 24).

Ayat ini menggambarkan kepada manusia, bagaimana menghadapi dan menyikapi kedelapan hal yang dicintai yaka Orangtua, anak-anak, isteri, saudara-saudara, keluarga, harta, perniagaan dan tempat tinggal.

Demikian juga dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 14: “Dijadikan indah pada (pandang-an) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga) “. Jika semua hal itu dicintai lebih dari pada Allah SWT dan Rasul-Nya serta jihad di jalan Allah maka tunggulah akibatnya. Juga diingatkan kepada manusia bahwa semua itu adalah merupakan kesenangan dunia, yang sifatnya sementara yang tidak bisa dibawa ke alam baqa. Di sisi Allah SWT-lah tempat kembali yang abadi.

Cinta Kepada Sesuatu

Jika seseorang cinta kepada sesuatu, maka ingatan dan pikirannya tertuju terhadap apa yang dicintainya itu. Lagi-lagi cinta memang seperti yang dikatakan dalam Bahasa Inggris: Love is blind (Cinta itu Buta). Karena tidak peduli lagi dengan hal-hal yang lain, kecuali yang dicintainya.

Tetapi bagi orangyang beriman tidak ada cinta yang paling utama kecuali cintakepada Allah SWT. Sebab orang-orang yang beriman itu sangat cinta kepada Allah SWT demikian dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 165:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka metihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal) “.

Perilaku seorang mukmin yang cinta kepada Allah dan RasuI-Nya dapat dilihat dalam kesehariannya, dengan sifat-sifat yang baik sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempitan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS.Al-Ahzab:35)

Ayat Allah ini menggambarkan sifat-sifat yang baik dalam rangka menggapai ampunan dan balasan yang berlipat ganda dari Yang Maha Kuasa.

Akhirul kalam, jika kita benar-benar mencintai Allah SWT, niscaya Allah SWT akan meridhai kita. Dan indikasi cinta kepada Allah SWT adalah mengikuti Nabi SAW, sebab beliau adalah panutan kita. Firman Allah SWT: “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS.Ali-Imran: 31)

Sumber : Lembar Risalah An-Natijah No. 33/Thn. XIII - 15 Agustus 2008

No comments:

Post a Comment